Ni Putu Panca Wardani Lodra, SE

Dikenal sebagai pribadi yang komunikatif, penuh empati, dan konsisten dalam pengabdian sosial, Ibu Ni Putu Panca Wardani Lodra, SE adalah sosok di balik strategi komunikasi publik Yayasan Yapindu Bali. Lahir di Tabanan pada 21 Desember 1976, Ibu Panca telah melewati perjalanan panjang sebagai penyiar, pegiat sosial, dan pengusaha perempuan yang aktif di berbagai organisasi.

Riwayat pendidikannya dimulai dari SD Negeri 1 Dauh Peken, dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Tabanan dan SMA Negeri 2 Tabanan. Ia kemudian menuntaskan pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen, Universitas Ngurah Rai, Denpasar.

Karier profesional Ibu Panca dimulai sebagai Staf Administrasi Rektor Universitas Ngurah Rai pada tahun 1996–1999. Namun kecintaannya pada dunia komunikasi mengantarkannya ke dunia penyiaran, dimulai dari Radio Gema Merdeka Denpasar (1998), Radio Aneka Rama (AR) (1999), hingga menjadi penyiar tetap di Radio Global FM Bali, bagian dari Kelompok Media Bali Post, dari tahun 2000 hingga 2010.

Di layar kaca, Ibu Panca pernah tampil sebagai presenter Bali TV (2005) dan kini dikenal sebagai host Podcast Metro Bali. Selain itu, ia juga dikenal luas sebagai MC dan moderator profesional, sering dipercaya memandu berbagai acara formal dan nonformal—mulai dari upacara adat (yadnya), kegiatan organisasi, hingga forum birokrasi dan politik.

Tak hanya aktif dalam dunia komunikasi, Ibu Panca juga menjalankan dua unit usaha perhiasan emas, yaitu Toko Emas RB Gold dan Toko Emas Ayuning di Tabanan.

Dalam dunia organisasi, kiprah Ibu Panca tak kalah menonjol. Ia menjabat sebagai:

  • Anggota Dewan Penasehat HIPMI Tabanan
  • Bendahara Komite SMA Negeri 1 Tabanan
  • Anggota IWAPI, HARPI, dan KNPI Tabanan
  • Sekretaris APSAI dan APINDO Tabanan
  • Anggota WHDI sejak tahun 2017
  • Local President JCI (Junior Chamber International) tahun 2014

Kepeduliannya terhadap masyarakat juga diwujudkan melalui berbagai kegiatan sosial. Ia merupakan anggota aktif Komunitas Kopi Kental, sebuah komunitas peduli kesehatan mental, dan turut menjadi pendamping penyandang disabilitas tetap di bawah Dinas Sosial Kabupaten Tabanan. Sejak tahun 2005, Ibu Panca juga mendirikan dan memimpin Komunitas Tali Rasa, komunitas sosial yang fokus pada aksi-aksi kemanusiaan berbasis rasa dan empati.

Melalui perannya sebagai Humas Yayasan Yapindu Bali, Ibu Panca berkomitmen memperkuat jembatan komunikasi antara program yayasan dan masyarakat luas.

“Komunikasi yang tulus bisa menyentuh lebih banyak hati dan membuka lebih banyak pintu kebaikan,”
ujar beliau dengan penuh keyakinan.